Kamis, 19 Desember 2013

TRUTH OR DARE (CHAPTER 3-END)

Cast:      - Im Jinah a.k.a Nana
-          Kim Joonmyun a.k.a Suho
-          Jung Nicole a.k.a Nicole
-          Kim Kibum a.k.a Key
-          Ok Taecyeon a.k.a Taec
-          dkk
“Lu yakin?” Tanya Chanyeol.
 “Ya. Gue bener-bener yakin.”
 Lalu Suho mengambil Tas, lalu pergi dari kelas.
“Ada apa dengan dia?” Tanya Baekhyun bingung.
“Gak tau tuh. Stress kali ya wkwk.” Jawab Chanyeol.
“Sudahlah. Gausah dipikirin entar ikutan stress kayak dia” celoteh D.O dan Kai secara bersamaan. (KaiSoo memang jodoh/?)
Lalu EXOcs pun tertawa.
***
Keesokan harinya..
Semenjak kejadian itu. Nana hanya bisa diam. Dia malu. Dia merasa di lecehkan oleh Suho.
“Nana.. Hey.. kau kenapa? Bicaralah pada kami..” bujuk Key.
“Iya.. kita kan sahabat.. masa lo gak mau kasih tau apa masalah lu..” sambung Nicole.
Nana menatap lurus ke depan, dan berkata. “Aku malu.. apakah kelihatan nya aku ini murahan?”
“TIDAK!! Lo gak sama sekali kelihatan murahan! Lu masih tersinggung ya, yang di lakuin Suho kemarin?”
“………..” tak ada jawaban dari Nana. Dia hanya menatap kosong ke depan.
“Ayolah.. come on.. keep smile, Nana..” kata Key.
“Sebaiknya aku jalan-jalan sendiri saja..” Nana pun segera bangkit dari bangku nya.
“Perlu kami temani?” Tanya Nicole.
“Tidak aku sendiri saja.” Jawab Nana murung.
Ketika berada di luar kelas, Nana menabrak seorang namja. Dan namja itu pun menangkap Nana sehingga posisi wajah mereka berdekatan. “Aaaaaa!! Aku gak mau mati. Aku gak mati!!” teriak Nana sambil memejamkan mata.
Namja itu bingung. Kenapa dia berteriak tidak ingin mati? Padahal dia hanya menabrak orang. Sepertinya pikirannya sedang kacau gara-gara insiden kemarin.
“Nana?” panggil namja itu.
Nana pun membuka matanya. Terlihat wajah Suho berdekatan dengan wajahnya. Ditatapnya mata Suho lekat, lalu tiba-tiba mata Nana berair. Nana pun melepaskan kontak tubuhnya dengan Suho. Lalu berlari kencang.
“NANA! TUNGGU!” Teriak Suho.
‘Sepertinya aku memang namja yang bodoh. Menyakiti orang yang aku sayangi.’ Pikirnya.
Lalu berjalan pulang.
***
Keesokan harinya.
Suho berjalan ke arah kelas Nana. Dia mau menjelaskan kejadian yang kemarin-kamarin.
Sebagian perempuan yang di lewatinya terlihat ber’kyaa kyaa’ ria sambil menutup mulutnya mengagumi ketampanan Suho.
Ketika sampai di depan kelas 2-B, Suho mengetuk-ngetuk pintu kelas. “Annyeonghaseo, apa Nana disini?”
Sang empunya nama pun menoleh. Lalu Suho pun tersenyum pada dia. Melihat hal itu Nana langsung berjalan ke arah Suho. Dengan rambut diikat satu, mulut mengemut permen milkita, Nana menarik Suho menjauh dari kelas.
“Untuk apa kau datang ke kelas ku? Apa kau belum puas telah menyakitiku?” Tanya Nana tanpa melihat wajah Suho. Matanya terlihat sembab.
“Gue minta maaf sama lo..” kata Suho.
Mendengar itu Nana memutar bola matanya. “Apakah permintaan maaf mu tulus? Atau hanya rayuan belaka seperti kau melakukan hal itu pada mantan-mantan mu terdahulu?”
“Enggak, Na. Gue serius”
Nana terdiam.
Merasa di cuekkin Suho pun menarik tangan Nana. Nana diam saja. Dia mau menerima ajakan Suho. Dia mau di ajak Suho. Dia terlalu lelah dengan semua ini. Perasaan dia berkecamuk.
 Dia menyukai, ah tidak. Dia terjebak dalam pesona seorang Suho sehingga dia mencintai Suho. Tulus.
Tak terasa ternyata Suho membawa Nana ke atap Sekolahan. Disini sepi. Jadi tak akan ada orang melihat walau Nana dan Suho sedang yadongan #abaikan.
Tangan Suho yang sedari tadi meremas tangan Nana, sekarang berubah menjadi genggaman yang lembut.
“Na.. gue gatau kenapa setiap gue dekat sama lo gue selalu deg-deg.an. Jujur, gue memang playboy, tapi gue hanya sekedar tertarik dengan perempuan-perempuan itu. Tidak sampai sebegininya kayak gue sama lo”
Nana lagi-lagi hanya terdiam. Memandang Suho cengo + bahagia.
Suho menekuk satu kaki nya ke belakang (kayak orang mau ngelamar gitu nah. Ngerti kan?), lalu mengambil sesuatu di kantong seragam nya. Sebuah mawar putih tanpa tangkai. (karna kalo sama tangkai-tangkainya ga cukup di kantongnya)
“Apa maksudnya ini?” Tanya Nana bingung.
“Mawar putih melambang kan cinta yang penuh dengan ketulusan dan kesucian.”
“Lalu?”
“Ini cinta gue ke elu sekarang, besok, dan selamanya” jawab Suho menatap mata Nana dalam sambil mengasih mawar itu ke Nana.
Nana pun mengambil mawar itu sambil menutup mulut menahan haru.
Suho segera berdiri lalu memegang kedua tangan Nana.
“Na.. Lu mau ga gue titipin hati gue? Lu mau ga tetep di samping gue? Lu mau ga simpen badan lu di pelukan gue? Saranghae na”
“Ne.. aku mau.. Nado saranghae Suho..”
Suho tersenyum bahagia dan langsung memeluk Nana. Nana pun membalas pelukan Suho.
“Walaupun ini terlalu cepat, percayalah, gue serius sama lu.” Kata Suho.
Dirasakannya Nana mengangguk. Suho pun mengusap rambut Nana.
Suho melepas pelukannya lalu berteriak  dari atas atap.
“SARANGHAE NANA!!!!”
“SARANGHAE KYUNGRI!!!”
Tiba-tiba ada suara laki-laki dari belakang Nana dan Suho. Suho dan Nana pun menoleh.
 Ternyata itu suara…………………..
Taecyeon.
Taecyeon sedang menggandeng tangan Kyungri. Yang di gandeng mukanya terlihat memerah menahan malu sebab Taecyeon ikut-ikutan berteriak.
“Cieeee nanaaaa~ udah punya pacar baruu~ ahay! Entar ye gue update dolo biar gaul”
Percayalah, Suho dan Nana baru saja berpacaran. Dan Suho menembaknya dengan kata-kata yang sangat romantis
Finish!
“Oppa, sebaiknya kita pergi, tak baik mengganggu pengantin baru.. hahaha” Kyungri menoel lengan Nana.
“Apa yang kau bicarakan.. kami belum menikah, Kyung!!” seru Nana.
“Kita nanti akan menikah kok.. ya kan chagi? Hehe” Tanya Suho.
Nana mencubit pinggang Suho. “Nanti ya.. tunggu aku selesai kuliah dulu.. n_n” jawab Nana dengan senyum yang dibuat-buat.
Melihat kemesraan mereka berdua, Kyungri segera berkata, “Suho, Nana kita pergi dulu ya haha. Ayo oppa! Kita pergi.” Kyungri menarik tangan Taecyeon.
Taecyeon dan Kyungri telah pergi…
Sisa Suho dan Nana sedang diliputin perasaan canggung.
“Nana..” ucap Suho
“Iya?” pandangan mereka bertemu.
Suho mendekatkan wajahnya ke wajah Nana. Wajah mereka berdua semakin dekat… dekat.. lalu Suho memiringkan kepalanya sambil terpejam. Mata Nana ikut terpejam..
Lalu………….
-THE END-
HAHAHAHAY!! GIMANA FF NYA??? BAYANGIN SENDIRI YAA WKWK. Ini FF baru author selesaikan setelah sekian lama melawan rasa kemalasan author untuk melanjutkan nya. ehe. Makasih ya udah mau baca FF yang absurd dari author ini.. wkwk. Kritik dan Saran, segera comment ya. Kritikan pedas author terima kok.. ehe. Asal membangun. Yasudah ya.. Author pamit dulu.. Author ngantuk.. ehe Sampai ketemu di FF selanjutnyaaa~ Bye~~ mwah mwah. (●_●)

TRUTH OR DARE (CHAPTER 2)

Cast:      - Im Jinah a.k.a Nana
-          Kim Joonmyun a.k.a Suho
-          Jung Nicole a.k.a Nicole
-          Kim Ki bum a.k.a Key
-          dkk 
 
Hai, author comeback. Mudah-mudahan cerintanya bagus dan banyak yang minat. Di comment ya.. ;) Kalau gak, juga gak papa. Sukarela saja. Yaudah lah dari pada banyak cincong. Let’s read it!
***
“YANG ITU?! KENAPA HARUS YANG ITUUUU???!!!!” Teriak Nana, refleks.
Suho lagi-lagi membekap mulut Nana, “Lu bawel banget sih, Na. Memangnya kenapa kalau gue milih itu?”
“khagujfejlan ohfiewohg ghekmanauorpw???”
“Apa? Lu ngomong apa? Ngomong yang jelas dong.” Kata Suho.
Nana menunjuk tangan Suho (tangan yang membekap mulut Nana).
Suho tersadar. Segera dia lepaskan bekapan nya itu.
“Kalau kamu ngebekap mulutku gimana aku bisa ngomooooonngg????”
“Oiyaya. Hehe.” Suho tersenyum lalu mengusap-usap tengkuknya.
“Hufft. Kalau misalnya kamu milih foto itu untuk dijadikan ava, apa gak diomongin orang?
  Aku juga foto foto itu cuman sekedar iseng aja. Jangan pilih foto itu lah.. Jebal….” Nana memohon dengan mata yang lucu. Bibir manyun. Membuat Suho akhirnya takluk juga.
“Baiklah.. Gue mau memilih lagi-__- mana ponsel mu tadi?”
“Tuh di tangan mu?-__-“ jawab Nana.
“Oiya lupa. Maklum orang ganteng.” Suho pun ngelanjutin memilih foto.
‘IDIH PEDENYA. Ini orang tolol apa bego sih jelas-jelas ponselku ada di tangannya malah dia nanya lagi pake acara pedenya lagi. ck.’ Pikir Nana.
Mereka tidak menyadari kalau sedari tadi sejak Suho mengenggam tangan Nana untuk mengajak ke Taman. Mereka sudah menjadi bahan pembicaraan murid-murid disana. 
“Ih, Suho oppa kok sama Nana? Dia kan cocoknya sama aku..”
“Mereka cocok ya. Cuman Nana jangan sekali-kali pake higheels deh. Nanti Suho bisa lebih pendek haha!”
“Mereka lucu ya. Apa mereka pacaran?”
“Nana cantik juga ya kalo dilihat-lihat.”
“Suhooooo!!! Kau menghancurkan hati nuna </3”
Dan begitulah bisikan murid-murid yang melihat Suho dan Nana.
Kembali ke Suho Nana.
 “Nah! Ini dia yang cocok!” kata Suho tiba-tiba.
“Mana mana?” Tanya Nana.
“Yang ini ya? Jangan nolak lu. Kalau nolak lu ingkarin dare yang lu buat.”
Nana pun melihat foto yang Suho pilih………………
Yang ini? Pikir Nana. Ah yasudahlah. Toh, foto ini di ambil pada saat Ulang tahun sekolah. Aku menampilkan dance bersama teman-teman di Sekolah.
“Baiklah. Aktifkan Bluetooth mu aku akan mengirim nya.”
***
Suho POV
Sudah jam 10 malam. Aku belum mengantuk sama sekali. Kembali aku mengingat dimana aku bermain ‘Truth or Dare’ bersama Nana. Mengingat kenapa aku memilih foto itu bukannya foto seksi yang kujadikan ava, bagiku, disitu Nana terlihat seperti dingin, cuek. Senyumnya yang terlihat dipaksa kan. Dan dandanan nya yang menurutku sangat cantik, like a doll or Barbie. Haah lebih baik aku on twitter saja.
 Ketika aku membuka twitterku. Banyak sekali mention yang masuk. 367 mention belum kubuka. Setelah aku baca semuanya. Aiiihhh~ Aku baru menyadari kalau aku sangatlah populer haha.
 Di mention banyak sekali yang menanyakan tentang ava ku.
Antara lain:
@nicole_jung Jieee Si Suhoo avanyaaa wkwk @suhoexo91
@KrystalJung Hei oppa! Kenapa ava mu menjadi wanita! Masih cantik aku oppa! Kenapa tidak kau pasang saja foto ku? @SuhoEXO91
@SehunGakCadel Hyuuunngg!!! Apa kau berpacaran dengan Nana nuna? Ooohh thelamat yaa. Themoga langgeeng @SuhoEXO91
@Coy_Sulli Oppa! Kamu menghancurkan hatiku! Kenapa oppa berpacaran dengan Nana Eonni!!?? @suhoexo91
@MinMISS_A Aku membenci kalian berdua! @ASNana @SuhoEXO91
@ChanyeolGigiPutih  PAJAK JADIAN OYYY!!! @SuhoEXO91
@Souwji Jieeee Suho oppaaaaa~ Nana Eonni sangat polos! Jangan kau sakiti diaa. –Suzy- @SuhoEXO91
@Taenh Heyyyyy! Kenapa lu gak bilang ke gue kalo kalian jadian! Chukkae yaa @ASNana @SuhoEXO91
@TiangBacon92 EH! LU pacaran sama NANA? DN Nana ‘Love SuhoEXO91’. Ini akan menjadi gossip terpanas besok lihat saja! @SuhoEXO91
@ASNana Suhoooo!!! Jelaskan pada mereka semua kalau kita gaada hubungan apa-apa. Koneksiku lagi lambatt!!! Dan mereka semua tak percaya padaku,, @SuhoEXO91
@HaraKARA Suhoo.. Aku mencintaimu.. kenapa kau memilih perempuan itu? @SuhoEXO91
Sungguh aku merasa senang dengan kesalah-pahaman mereka. Bukannya apa-apa. Aku melihat Nana berbeda dengan wanita lain. Perasaanku terhadap Nana sangat sulit dijelaskan.
Percayalah, Na. Kita tidak tahu seperti apa kita ke depan nya. Mungkin saja kau dan aku akan berpacaran nanti?
Ini sudah jam 11 malam. Aku mengantuk. Aku tertidur.
***
Author POV
“Hoaaaaammmmm~” Terlihat Suho menggeliat, dan terbangun dari tidurnya. Dia melihat jam. “Apakah itu jam 6?” Suho mengerjap-ngerjapkan matanya. “ASTAGA! JAM SETENGAH 7! Bisa telat gue!”
 Segera Suho loncat dari tempat tidurnya. Suho hanya mencuci muka, lalu mengganti baju.
Dia berlari ke lantai bawah, “AHJUMMA! SUHO BERANGKAT YA! SARAPAN NYA NANTI!” teriak Suho lalu mengambil kunci mobil, menyalakan mobil, lalu melesat dengan kecepatan tinggi yang tidak terlalu tinggi(?.
***
Nana. Gadis itu baru datang dan dia sudah berada di gerbang sekolah dengan buku Math tepat berada di depan wajahnya. Dekat sekali. Dia menggunakan buku yang agak terkutuk itu untuk menghindar dari murid-murid.
 Ternyata sekarang hari Selasa. Setiap hari selasa masuk kelas nya jam 8 (enak banget). Tadi Suho lupa kalau hari ini hari Selasa.___.
 Koridor sudah terlihat ramai. “Aduh.. bagaimana ini? Aku takut untuk masuk. Aku takut di serbu.. Ini semua gara-gara namja itu! Aku akan memukulnya kalau bertemu dia!”
 *TINN TINN!!!* suara klakson mobil. Nana yang terkejut refleks ke pinggir.
Ternyata suara klakson itu adalah mobil Suho. “Ini cewek mau bosan idup kali ya. Kenapa coba dia berdiri di tengah-tengah gerbang sekolah. Eh, tunggu-tunggu itu kan Nana.”
Suho segera memarkirkan mobilnya. Sementara Nana masih kasak kusuk memikirkan gimana cara untuk sampai ke kelas tanpa harus di lihat oleh orang-orang. [pake jubah Harry Potter, Na(?)]
Setelah Suho memarkirkan Mobilnya. Suho menghampiri Nana. “Lu gak masuk? Kita udah telat”
“Sst, Suh. Ini kan hari Selasa” Nana tetap berlagak membaca buku Math nya. Walau ia tidak mengerti sama sekali bab 10 yang belum dipelajari.(?
Suho menepuk dahinya, “Oh iya yaa. Lupa gue, Na. Trus lu kenapa berdiri disini? Sambil baca buku math lagi.”
“Aku? Berkat kamu kita jadi bahan omongan hari ini! Aku takut masuk ke kelas kalau begini caranya.”
Berbanding terbalik dengan perasaan Nana yang khawatir.
Suho tersenyum. Ini yang dia inginkan. Gosip kalau Nana berpacaran dengan Suho.
“Lu masuk sama gue aja. Gue antarin sampe ke kelas lu deh.”
“Ah nggak nggak, Aku nunggu si Nicole atau Key aja.”
“Kalau mereka udah masuk gimana?”
“Iya ya. Tapi kalau misalnya nanti sama kamu malah mereka (murid-murid) pada yakin kalau kamu ada apa-apanya sama aku.”
“Gak papa. Emang peduli?”
“Yaudah deh aku sama kamu..”
“Nah gitu dong..” Suho merangkul Nana dan langsung di tepis.
“Gak pake sentuh-sentuhan. Udah kamu jalan duluan aku dibelakangmu.” Kata Nana, dia memasukkan lagi buku Math ke tas nya.
“Kita jalan beriringan. Kalau lu gak mau. Yaudah gue tinggal.”
“Aaaaaah iyaiya.”
Suho berjalan dan Nana disamping Suho.
Orang-orang melihatnya dengan pandangan berbeda-beda. Ada yang cemburu, datar, gak peduli, tapi banyak yang cemburu.
Suho membisikkan sesuatu ke Nana, sengaja. Biar terlihat mesra. “Kelasmu dimana?”
“Disamping kantor guru. 2-b,” Jawab Nana yang memandang lurus ke depan.
“Okey.”
***
*TEEETT!!! TEETTT!!!*
Bel istirahat pun berbunyi, “Hei Na! Kita ke kantin yuk. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“Okey, Nicole!”
“Eh gue ikut ye.” Kata Key.
“Ikut gak ya? Gimana, Na?” Tanya Nicole.
“Ya ikut dong. Tapi ada syaratnya..” jawab Nana.
“Apa syaratnya?” Tanya Key.
“Aku laper. Traktir aku makan yak.” Jawab Nana. Sebenarnya dia punya uang, tapi dia irit-irit. Ehe
“Gue juga gue jugaa” sahut Nicole.
“Iya iya dahh. Mumpung gua lagi banyak duit. Yok come on!! Let’s goo~”
Mereka berdua pun berlalu menuju kantin.
***
Sesampai di Kantin, mereka langsung duduk di tempat biasa mereka makan.
“Mau makan apa kalian?” Tanya Key.
“Aku ramen special daging. Kamu, Nic?” kata Nana.
“Gue samaan aja sama Nana. Minumnya Orange Juice. Lu juga kan, Na?” Tanya Nicole.
Nana mengangguk mantap.
Terlihat Key sedang menarik napas panjang, lalu…………………….
“BIBIIIIIII RAMEN SPESIAL DAGINGNYA TIGA ORANGE JUICE JUGA TIGA YAAA BIIIIII!!!!! GAK PAKE LAMAAAAA!!!!” teriak Key. Nyaring.
Para penghuni kantin memaklumi kebiasaan Key yang suka berteriak kalau memesan makanan begitu pula Nana dan Nicole.
“IYA NAKK. BENTAAR!~”
“SIP BI” jawab Key mengakhiri.
“Nana, gue mau ngomong sesuatu sama lo.” Kata Nicole memulai pembicaraan.
“Apa? Kelihatannya serius sekali.” Jawab Nana.
Key hanya memperhatikan mereka berdua sambil bengong.
“Lo………… pacaran sama Suho? Kalau pacaran. Kenapa kau tidak memberitahu kami?” Tanya Nicole to the point.
“Ha? Nggak kok!! Insiden yang di twitter itu cuman dare!!” jawab Nana.
“Aiihhh.. gue gak percaya sama lo. Kenapa lo gak ngasih tau kita.. Kita kan udah sahabatan dari dulu..” Key angkat bicara.
“Sekali lagi aku bilang sama kalian..”
“kami memang pacaran.” Tiba-tiba suara Suho dari belakang terdengar.
Nana menoleh dengan mata melotot. Key dan Nicole pun terkejut.
Ternyata Suho bersama geng EXO-K lainnya dari tadi berada di belakang meja Nana cs.
“ENGGAK! KITA NGGAK..hmmmpphhskheuajf!!!” teriak Nana.
Sebelum Nana melanjutkan, Suho membekap mulut Nana. (Ini Suho bekap Nana terus ye==)
Seluruh murid memperhatikan Suho, Suho berteriak, “KAMI BERPACARAN DARI KEMARIN. SEKARANG SUDAH JELAS KAN? Ayo sayang, kita ke taman sebentar.”lalu Suho merangkul + membekap Nana.
Geng EXO-K riuh. Dan sebagian murid perempuan di sekolah itu kecewa.
***
Di taman.
Nana menggigit tangan Suho.
“Arrrggghhh” Suho pun melepaskan tangannya.
“Apa yang kamu lakuin tadi? Kita gak pernah sekalipun pacaran.” Omel Nana.
“Kalau begitu ayolah kita pacaran” kata Suho.
“Kamu tau? Kamu satu-satunya laki-laki yang memperlakukan ku di depan banyak orang dengan seenaknya.” Mata Nana berair.
“Apa aku terlihat sebagai cewek murahan?”
Suho yang melihatnya merasa bersalah. Ketika Suho ingin menjelaskan sesuatu, Nana berlari.
“Kenapa lu sangat sulit didekati?” Suho berbicara. Pelan.
***
“Kenapa ada namja seperti itu? Ini gila.” Nana di dalam toilet.
“Aku benci Suho!” Nana me-lap air matanya.
“Sejujurnya aku mulai suka sama kamu.. tapi kenapa perlakuanmu seperti itu!!?”
Ketika Nana ingin membukakan pintu untuk keluar, tiga orang gadis masuk.
Di dalam toilet, Nana menguping pembicaraan mereka.
“Kau tau? Ternyata Suho punya pacar sekarang.”
“Apa? Bagaimana mungkin? Kemarin dia memberikan serangkai bunga mawar kepadaku.”
“Loh, kemarin lusa dia juga mencium pipiku.”
“Haah?? Apa benar?”
“Nggak sih, cuman gak sengaja.. hehe”
“Aissh~~”
“Pokoknya ya. Aku akan ngebuat mereka putus.”
Nana bergumam, “Silakan buat kami putus, kita aja gak pacaran.”
“Siapa nama pacarnya? Nana ya? Haah,”
 “Beruntung sekali dia”
Beruntung? Aku merasa sial. Pikir Nana.
Terdengar derap kaki melangkah keluar. Ya, mereka berga sudah keluar dari toilet. Mungkin sekedar untuk mengaca, lalu memakai lipstick atau semacamnya.
Nana pun segera keluar dari wc.
“Apa yang harus ku lakukan? Ini semua gara-gara Suho! Mereka semua jadi salah paham.”
Nana pun segera pergi ke kelas.
***
Di kelas.
Suho berkumpul dengan geng EXO.
Semuanya pada rame, rusuh, apalagi Chanyeol.
Hanya Suho sendiri yang melamun.
SUHO POV
 Ada apa denganku? Sebelumnya aku tidak pernah mengejar cewek separah ini.
Aku merasa bersalah sekali. Kurasa aku mulai sayang padanya.
Aku akan melindungi dia..
Di tengah-tengah keramain EXO, Suho berbicara agak keras dan serius.
“Gue rasa gue mulai serius soal cinta.”
Membuat EXOcs menoleh kaget.
-to be continue-
Gimana? Jelek ya? Huhu u_u Soalnya ini cerita menyimpang dari Author rencanakan. Ini dari pikiran Author sendiri. Jadi agak susah. Rencana Author kan untuk ngambil dari kejadian nyata nya Author di Roleplayer.. Tapi ya.. Jadinya gini deh. Tapi tak apa lah. Biarlah semua berjalan mengalir seperti air di sungai ceileh.

TRUTH OR DARE

Cast:      - Im Jinah a.k.a Nana
-          Kim Joonmyun a.k.a Suho
-          Kim Taecyeon a.k.a Taec
-          dll
Genre : School, romance
PG: 14  
Hai.. Author baru saja bikin ff baru;; Silakan dibaca yaa~ Kalau mau comment, comment aja. Kritik juga bisa. Check this out!
***
“Hoaaahh~ Aku bosan.” Terlihat seorang gadis sedang berjalan lesu di tengah keramaian koridor sekolah.
“Haaaah~ Apa yang harus kulakukan.. kemana nih si Nicole sama Key? Lebih baik aku ke taman saja. Sekalian ngadem.. ehe.”
Gadis itu pun berjalan ke taman, dan duduk disana. Dingin, rimbun, banyak bunganya.
“Nana! Hoy Nana!”
Gadis yang ternyata bernama Nana itu tetap terbawa suasana di taman itu. Ditelinga Nana, dia tak mendengar panggilan apapun.
“Hoy! Ehe! Lu tuli apa budek sih woy woyy!!”
Nana pun kaget. Ternyata itu Taecyeon. Nana di panggil Taec ‘ehe’ soalnya kalau Nana bilang ‘hehe’ pasti akan terdengar ‘ehe’. Begitu pula Nana, dia memanggil Taecyeon dengan sebutan ‘ahay’. Merka bersahabat sudah dari kelas 3 SMP. Sekarang mereka sudah kelas 2 SMA.
“Eh, Ahay. Ngapain kamu kesini? Aku ga budek eh.” Kata Nana.
“Abisnya lu dipanggil gak nyahut-nyahut sih. Lagi ngelamunin apa lu? Ngelamunin jorok yaaa. Ahay”
“Hihhhhh. Ngapain aku ngelamunin begituan! Eh, ngomong2  kamu tau dimana Nicole sama Key?”
“Loh, bukannya udah pulang, Na. Tadi mereka nanyain lu ke gue. Ya gue bilang aja sudah pulang. Ehhhh ternyata orangnya masih disini. Maapin gue ya, he. Haha”
“Ahh. Kamu terlalu watados, hay. Yaudahlah, aku pulang sendiri aja.”
“Loh, kenapa sendiri? Sama gue aja, he. Naik motor. Gue kosong loh.”
“Kosong apaan? Itu hay. Si Kyungri nungguin noh.” Nana menunjuk seorang perempuan di pintu gerbang.
“Oiya. Gue ada janji sama Kyungri. Ehe, gue balik duluan yak. Sampe besok, he”
“Sip dah.”
Taecyeon pun pergi.
“Si Taec sudah pergi. Aku malas pulang.. Ngapain lagi ya..”
Nana berpikir sesaat. Lalu….”Ah. aku jalan-jalan aja keliling sekolah. Lumayan lah.. bisa olahraga.. ehe.”
Nana pun berjalan melawati ruang demi ruang sekolah. Gadis cantik berambut blonde, berbadan tinggi, sedikit seksi, dan agak manja. Begitu pikiran orang saat pertama kali melihatnya. Tapi siapa sangka, blonde rambutnya adalah karna terpaksa. Iya. Dia disuruh oleh Nicole dan Key. Biar mereka jadi kembar. Blonde.
Sedikit seksi. Iya, memakai baju tertutup pun dia masih terlihat seksi. Itu karna badannya yang tinggi semampai dan langsing.
Agak manja? Sejujurnya ketika mereka ‘orang-orang’ curhat kepada Nana, Nana akan menjadi sangat dewasa dalam memberikan jawaban dalam suatu masalah.
Nana merasa bosan. Dia berkata sambil melihat jam sekolah, “Jam 1 siang.. kalau aku pulang pasti aku bosan di rumah. Aish. Seandainya ada teman untuk bermain ‘Truth or Dare’..”
“Ayo. Main sama gue.” Tiba-tiba suara laki-laki muncul dari belakang. Nana menoleh. Dia tidak kenal, tetapi dia tau siapa orang itu.
Termasuk anak populer dengan geng nya yang bernama EXO. Banyak perempuan yang sangat menggilainya namun Nana biasa saja.Tidak suka, dan tidak juga benci. Kulit Suho sangat putih. Wajahnya seperti malaikat. Tapi siapa sangka kalau……Pikirannya sangat Yadong . Dia ketua geng itu. Termasuk Playboy. Tidak playboy sih. Dia cuman sering memberi harapan palsu kepada cewek yang ditargetkan nya. Sekilas terlihat sempurna.. Siapa yang tidak tau dia?
“Main sama kamu? Kenapa harus sama kamu?” Tanya Nana.
“Ya karna gue ingin.” Jawab laki-laki itu. Nana kelihatan berpikir.
“Oiya, Kita belum kenalan. Nama gue Kim Joonmyun. Lu bisa panggil gue Suho.” Suho sedikit mengangkat tangannya bermaksud untuk bersalaman.
Sambil tersenyum, Nana pun membalas jabat tangan dari Suho. “Im Jinah. Kamu bisa panggil aku Nana..”
Suho terdiam. Senyum Nana sangat menawan. Suho melihat dari bawah sampai atas tubuh Nana. Pakaiannya sama seperti anak SMA pada umumnya yang sopan, rambutnya yang blonde di urai. Tapi Suho tidak tau kenapa kalo dia terlihat errr seksi?
Cukup lama Nana berjabat tangan dengan Suho. Nana merasa tidak nyaman. Banyak orang melihat mereka dan berbisik-bisik.
“Suho? Boleh aku melepaskan tangan ini?”
Suho tersadar dari lamunannya. “Eh iya.. boleh boleh.”
Mereka pun melepaskan jabat tangan mereka.
“Jadi, Na. Kita Main ToD dimana?”
Nana terlihat berpikir. Lalu dia berkata, “Gimana kalau kita mainnya di bangku taman aja.”
“Baiklah. Ayo.”
Suho pun mengenggam tangan Nana lalu berjalan. Nana yang lagi-lagi merasa tidak nyaman langsung melepaskan genggaman dari Suho.
Suho menoleh bingung dan bertanya, “Kenapa kamu ngelepasin genggaman nya?”Iya, dia bingung. Biasanya seorang cewek gamau ngelepasin genggaman tangan dari Suho. Ini?
“Aku gasuka tangan ku di pegang sama orang kayak kamu.” Jawab Nana.
“Kenapa?”
“Karna aku tidak suka. Ayolah kita main ToD di taman tanpa harus saling berpegangan tangan.”
Nana pun segera bergegas ke bangku taman.
Sementara Suho……..”Dia beda dari yang lain.”
Lalu Suho segera menyusul.
***
“Akhirnya bisa duduk juga..” Lega Nana.
“Lari lu cepat amat, Na.. hosh hosh.” Suho kecapean karna mengejar Nana.
“Yaiyalah. Ga kayak kamu. Dasar pendek.”
“Apa lu bilang? Gue pendek? Hey! Seenggaknya gue lebih tinggi dari lu!” kata Suho kesal.
“Hah? Enggak-enggak. Kamu tinggi kok. Lebih tinggi dari Kris gege.” Kata Nana santai.
“Lu tau kampret gak?-__________-“
“Hah. Yaudahlah. Sekarang duduk aja lu. Ehe”
Suho pun duduk disamping Nana. “Siapa yang duluan nih? Gue atau elu?”
“Kamu duluan aja deh.”
“Okey. Truth ot Dare?”
“Euumm.. Aku pilih Dare dah.”
Suho mikir. Mencari ‘Dare’ yang pas buat Nana.
Tiba-tiba Suho dapat ide. Dia tersenyum licik.
“Lu bawa ponsel gak?” Tanya Suho.
“Bawa.” Nana segera mengambil ponsel dari dalam tasnya. “Nih.” Nana menunjukkan ponselnya.
“Itu I-Phone 4?” Tanya Suho lagi.
“Iya.”
“Kalah sama gue. Gue I-Phone 5. Nih.” Suho menunjukkan ponselnya.
Nana memutar bola matanya. “Trus aku harus koprol sambil bilang WOW gitu?”
Suho bete. “Yaudahlah. Kembali ke topik. Lu punya twitter kan?”
“Punya dong. Emang kenapa?”
“Namanya?”
“@ASNana”
“Bentar. Gue follow lu dulu ya.”
Terlihat Suho sedang mengutak atik HPnya. Segera Suho ‘search’ uname bernama ASNana. Ketemu! Segera dia buka profil Nana. Tidak sengaja dia melihat ava Nana..
Deg! Jantung Suho berdegup kencang.. Nana.. Cantik sekali disini..
Lalu dia melihat headernya……
Suho kaget. Dan segera berkata, “Egilak! Lu seksi banget disini wooouuuhhhh. Lu model ya. Oke. Udah gue follow. Sekarang, lu follback gue. Gue @SuhoEXO91”
“Ih, kamu kudet. Udah lamaa. Itu aku disuruh bantu tante ku untuk jadi model pakaian.. Itu pun cuma sekali aja. Semua juga udah tau. Biasa aja kaleee. Oke. Bentar ya.”
“Iya”
Nana pun segera nge ‘search’ twitter punya Suho.
Dia pun melihat ava Suho………
Dalam hati Nana berkata, ‘Manis ya..’ Lalu Nana segera mem’follow’ Suho.
“Udah aku follow. Sekarang ‘Dare’ nya apa?”
Suho tersenyum licik dan berkata, “Pasang DN, ‘Love SuhoEXO91’ tanpa ada keterangan ‘Dare’ atau semacamnya.”
Nana terbelalak. “HA?!” Teriak Nana.
Suho membekap mulut Nana dan berkata, “Lu jangan teriak bisa kali ya.”
Nana mengancungkan jempol dan bekapan dari Suho pun terlepas.
“Kepret! Masa harus itu? Ga ada dare yang lain apa?”
“Gabisa. Harus itu.”
“Haaaah~ Yasudah deh..”
Nana mengutuk dirinya sendiri karna mau bermain ToD dengan Suho. Dengan berat hati segera Nana mengganti ‘DN’ nya menjadi ‘Love SuhoEXO91’.
“Tuh udah! Puas kamu! Nanti kalau ada gossip gimana?” gertak Nana.
“Pasti ada Gossip. Kita pacaran saja kalau begitu.” Jawab Suho santai.
“Emang aku mau sama kamu?”
“Mau dong. Gue kan ganteng.”
“Idih pede banget kamu. Ga semua bilang kamu ganteng. Salah satunya aku.”
“Kamu? Lu itu cuman ‘belum’ bilang gue ganteng. Ada saatnya nanti lu bilang gue ‘Ganteng Banget’. Hahaha.” Suho pun tertawa.
“Hah. Terserah kamu deh. Sekarang giliran aku ya. Ehe” Gantian Nana yang tersenyum licik.
Seketika tawa Suho berhenti. “I iya.. deh.. cepat dah.”
“Truth or Dare?” Tanya Nana.
“Dare aja dah.” Jawab Suho.
Nana terlihat berpikir keras. Ditatap nya langit-langit pohon. Suho menatap wajah Nana. ‘Lucu’ pikirnya.
Tiba-tiba Nana menoleh ke Suho, “Gimana kalau..” Suho yang menatap Nana langsung salah tingkah. Nana tidak menyadari kalau dia tadi sedang di tatap Suho.
“Kamu pasang ava foto ku.” Kata Nana.
Suho kaget. Namun terlihat ‘stay cool’.
“Foto lu? Yang mana?”
“Nih nih kamu pilih sendiri foto ku..” Nana meminjamkan Suho  ponselnya.
Suho pun melihat-lihat. Ekspresi Suho selalu berubah-ubah ketika melihat satu demi satu foto Nana. Ada yang cantik..
Ada yang imut..
 Namanya Suho. Pasti dia memilih yang seksi.. Dan pilihan Suho jatuh pada……
-to be continue-

Ini ff chapter.. Entar bakal ada kelanjutannya lagi kok *senyum lebar* Baibaii

Selasa, 17 Desember 2013

REGRET


Cast:      -Park Jiyeon
                -Park Chanyeol

Genre   : Romance, Sad, Angst, Oneshoot.
PG          : 14

Haiiiiii!!! Author comeback lagiiiii. Tapi ini ff author bikin one shot, terus cuman 850 words gitu.. jadi author harap kalian memaklumkan ff author yang ini yaa.. hehe. Ini berdasarkan kejadian nyata di rp. Tapi ya.. author ubah dikit gitu.. hehe. Dan author harap si anu/? ga baca ff ini. Soalnya author maluuuu.. banget. Yaudah deh. Silakan baca ya.. maaf typo atau apa. Check thie out!
***
Putuskanlah sesuatu dengan sangat matang. Tidak. Lebih dari matang. Karena kalau kau menyesal dikemudian hari, sudah tak ada lagi gunanya. Sepertiku.

***

Jiyeon POV

Aku sangat bosan menunggunya disini. Sudah sering aku menunggunya disini. Di Caffe tempat kita bertemu. Kulirik sesekali arloji yang ada di pergelangan tanganku. Come on! Ayolah.. sudah lebih dari 4 jam aku menunggunya disini.. Aku lelah..

“Maaf, aku terlambat.” Kata namja yang tiba-tiba duduk di depanku.
“Oh.. Chanyeol. Tidak apa-apa.” Bohongku.

Sejujurnya aku sangat kesal dengan Chanyeol. Aku tau dia sibuk. Bahkan sangat sibuk sampai-sampai dia tidak mengucapkan kata selamat padaku karena kemarin kita anniv ke-5 tahun. Aku tidak tau mengapa dia tidak menghubungiku kemarin. Bahkan dengan sms pun aku terima. Tapi nyatanya tidak sama sekali. 5 tahun cukup lama, kan? Iya. Hubungan kami bertahan lama karena Chanyeol tidak mengurusiku seperti layaknya orang berpacaran lainnya. Dia hanya 2 minggu sekali mengajakku bertemu. Bahkan tak jarang hanya 2 bulan sekali. Aku terus menerus bersabar.

Aku menyeruput Ice Coffee Mint ku dengan pelan. Sambil menatap meja. “Apa kau marah?” tanyaku.
“Buat apa aku marah? Hm?” tanyanya balik.
“Kau tidak mengucapkan anniv padaku kemarin.”

Aku melihat dia memasang muka bingung, dia terlihat memikirkan sesuatu. Sampai akhirnya ekspresi wajahnya berubah, “Oooohhh.. aku baru ingat.. kemarin tanggal lima Maret. Maafkan aku.. aku benar-benar tidak ingat kemarin tanggal berapa..” sesal dia.

Aku terdiam. Memasang seringaian. Sedikit sakit yang kurasakan saat dia tidak mengingat hari yang paling berarti dalam hubungan kami. Aku merasa dia telah melupakan hubungan dan kekasihnya. Aku.

“Jiyeon.. aku benar-benar minta maaf..” mohon dia.
“Aku merasa.. kau tidak menganggapku dan hubungan ini berarti.. aku anggap itu memang sesuatu yang mudah dilupakan.”
“Tidak seperti itu, Jiyeon..” Dia memegang tanganku.

“Kau tau? Sudah berapa kali aku menunggumu disini? Berkali-kali selama hampir lebih dua jam. Bahkan sering kali kau tidak menepati janji untuk datang kesini. Aku bersabar. Yang aku sesali adalah.. waktuku terbuang sia-sia hanya karena kau..” ucap Jiyeon.

“Mianhae.. aku terlalu sibuk mengurusi perusahaan appa ku yang sebentar lagi menjadi milikku dan aku harus mengatur waktu kuliahku. Ya. Sebentar lagi aku akan memperkenalkanmu pada keluarga besarku. Eomma dan appaku sudah mengenalmu. Mereka senang. Kau mau kan?” tawar Chanyeol dengan ekspresi bahagianya.

Aku menggeleng, mulutku dengan lancar berucap dengan sendirinya, “Tidak, Chanyeol.. aku rasa cukup sampai disini..”
Chanyeol terlihat bingung, “Sampai disini? Maksudmu, Sekarang ini kau ada acara dan pertemuan kita sekarang cukup sampai sini?”
“Bukan itu, Chanyeol.. maksudku.. hubungan kita..”

Jiyeon POV end

Author POV

“Bukan itu, Chanyeol.. maksudku.. hubungan kita..”  jawab Jiyeon.

Chanyeol terdiam. Tangan dan lututnya melemas. Dunia seakan runtuh bersamaan dengan perkataan Jiyeon tadi.

“Hei.. Jiyeon.. kau bercanda, kan? Aku yakin kau bercanda. Bercandamu berlebihan, Jiyeon.. hahahaha.”

“Tidak. Aku serius. Terima kasih, Chanyeol untuk semuanya. Aku sangat menyayangimu.” Kata Jiyeon lalu berlalu.

Chanyeol berdiam diri di tempat. Terkejut.

Chanyeol POV

Apa? Ini mimpi, kan? Siapapun tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini.. siapapun..
Aku menangkupkan kedua tanganku di wajah. Mencoba menahan air mata yang hampir keluar. Ini pertama kalinya aku menangis sejak 10 tahun terakhir semejak aku SD. Konyol memang. Sungguh, Jiyeon telah menjadi bagian dari hidupku. Tentang aku tidak mengucapkan anniv kemarin aku memang benar-benar lupa kemarin tanggal berapa. Jika aku ingat aku akan segera menelpon atau mengajak bertemu.
Hari-hari yang melelahkan melihat senyumnya membuatku bersemangat lagi. Tapi aku tidak tahu hari-hari yang akan datang aku bisa bersemangat lagi atau tidak..

***
Author POV

“Apa yang kulakukan tadi?” Tanya Jiyeon pada dirinya sendiri yang sekarang duduk di ayunan halaman rumahnya. “Apa aku yang kulakukan tadi benar? Haissh.. benar-benar sulit dipercaya.” Jiyeon mengacak rambutnya frustasi.

“Aku harap aku tidak menyesal.” Jiyeon pun masuk ke dalam rumahnya. Dia menuju kamarnya. Membuka pintu lalu melihat kamarnya. “Bagaimana aku bisa melupakan Chanyeol kalau seluruh dinding kamarku dipenuhi foto Chanyeol??!! Dan.. boneka-boneka itu.. semuanya dari Chanyeol!!”

***

“Haah..” Chanyeol terbaring di kasurnya. Melonggarkan dasinya dengan wajah letih sehabis kerja. Dia menatap dinding kamarnya. Penuh dengan foto Jiyeon. Ya. Mereka berdua melakukan hal yang sama, yaitu memasang foto mereka di dinding kamar.

“Aku tau aku salah. Aku tidak bisa membahagiakanmu. Aku terus-terusan bekerja dan kuliah sehingga tak sempat memperhatikanmu. Aku minta maaf, Jiyeon. Untuk sekarang, aku tidak akan melepas foto-foto kenangan kita ini. Tidak mau.”

Chanyeol memejamkan matanya. Menggigit bibirnya menahan perih yang dirasa dengan mengingat apa yang dikatakan Jiyeon. Ia masih menganggap ini semua mimpi. Chanyeol mengerjap-ngerjapkan matanya. “Aku tidak boleh menangis. Aku ini kan namja.” Chanyeol mengusap air matanya.
Kembali dia mengingat wajah cantik Jiyeon ketika tertawa dulu. Dulu. Semenjak Chanyeol terlalu fokus pada pekerjaan dan kuliahnya, dia tidak pernah melihat tawa Jiyeon yang dulu lagi. Dia hanya melihat Jiyeon tersenyum. Tak jarang Jiyeon mengeluarkan senyum terpaksa.

“Jika kau sudah melupakanku, bagaimana bisa aku melupakanmu jika bayanganmu terus berada dalam kepalaku?" gumam Chanyeol.

***

Jiyeon menuju kantin kuliahannya dengan perasaan campur aduk takut bertemu Chanyeol. Memang dia jarang bertemu Chanyeol, tapi bukan berarti tidak mungkin mereka akan bertemu, kan?
Jiyeon mencari tempat duduknya yang sepi supaya dia bisa fokus membaca sambil makan. Setelah ketemu, Jiyeon langsung duduk disitu. “Ahjumma.” Panggil Jiyeon.

Ahjumma kantin pun dengan sigap melangkah ke arah Jiyeon, “Eh, Jiyeon. Mau pesan apa, nak?”
“eumm.. seperti biasa deh, ahjumma.”
“Baik. Ditunggu, ya..” ahjumma pun pergi.

Jiyeon membaca bukunya dengan seksama. Tapi.. tetap saja dia tidak konsentrasi. Dia selalu memikirkan Chanyeol. Sampai dia bergumam pelan, “Aku menyesal telah memutuskanmu, Chanyeol..”

THE END


Gimana ff nya? Mudahan bagus ya.. aamiin. Author bakal balik lagi yang insyaallah bakal lebih seru n_n ditunggu yaaa. Muacchh muaccchhh/? Oiya. Makasih banget yang udah mau baca. Kalian yang gak comment gapapa.. dengan kalian baca ff author aja udah seneng kok. Kalau yang mau copas, copas aja. Tapi kalau bisa izin dulu ke author, lewat twitter @trjiyen atau lewat comment blog. Eumm.. udah deh. Author pamit dulu ya.. byee byeee!!

Jumat, 06 Desember 2013

COMPLEX (CHAPTER 5-END)






Cast:                        -Park Jiyeon
                                -Kim Jongin 
                               –Park Chanyeol
                                -Bae Suzy
                                -Oh Sehun
                                -Jung Eunji
                                -dll

Genre: Romance, school.

Ini adalah ENDINGnya.. Maaf ya kalo endingnya gak greget.. yakin dah enggak-_- aduh jadi malu sendiri ngepost beginian.. (apasih lu, thor) Yasudah deh.. langsung aja baca yoo.. moah moahh :* 

***



“Kau tidak akan melakukannya, kan?” Tanya Jiyeon dengan wajah takut.

“Tidak. Itu jika kau memberitahu apa perasaan mu padaku sekarang? Kalau tidak.. siap-siap saja..” jawab Chanyeol.
Jiyeon malu. Dia tidak mau menjelaskannya sekarang. Bukan waktu yang tepat, pikirnya. Setelah berpikir agak lama dengan tangan yang masih digenggam erat oleh Chanyeol, Jiyeon menemukan ide.
Jiyeon mendekatkan wajahnya ke telinga Chanyeol, Chanyeol bingung dibuatnya, “Yeollie..” bisik Jiyeon.
Seketika mata Chanyeol membulat. ‘Panggilan ini.. aku sangat merindukannya.’ Kata Chanyeol dalam hati. Genggaman Chanyeol melemas. Segera Jiyeon melepaskan tangannya dan berlari sekuat tenaga.
Chanyeol menyadari hal itu, “Hei! Jiyeon! Mau kemana kau?! Haish..”

***

“Ssh! Aw! Sakit.” Ringis Jongin yang sedang diobati lukanya oleh Eunji di kamar Jongin.
“Aduh.. kau ini. Ini baru tersentuh sedikit. Ya! Kau kan namja! Masa seperti ini saja sakit!” omel Eunji sambil tetap mengobati luka di wajah tampan Jongin.
Jongin terdiam sambil sesekali meringis.

Wajah Jongin pun sudah selesai diobati.
“Nama mu siapa?” Tanya Eunji tiba-tiba.
“Jongin. Kau?”
“Eunji.”
“Eunji-ssi, ada yang ingin kutanyakan. Apakah boleh?” Tanya Jongin ragu.
“Tentu saja boleh. Tanya saja.” Jawab Eunji dengan senyuman merekah.
“Eumm.. Chanyeol itu siapa mu?”
“Ooh.. itu kita hanya teman. Sudah dari kecil kita bersama-sama..”
“Syukurlah..”
“Ada apa?”
“Aku ingin meminta bantuan mu..”
“Bantuan apa?”
“Kau bisa tidak, membantuku menyatukan kembali Chanyeol dan Jiyeon? Mereka saling menyukai tapi Jiyeon terlalu keras kepala.” Jelas Jongin.
“Nah! Itu juga yang mau kulakukan. Mereka berdua terlihat cocok, dan aku lihat Jiyeon mampu menghilangkan sifat kekanakkan Chanyeol.”
“Baiklah, kita mempunyai rencana yang sama.”
“Ayo kita bekerja sama!” seru Eunji riang.

***

Malam kedua di Jeju pun tiba. Murid-murid sedang mengelilingi api unggun.
“Bagaimana kalau.. kita memainkan permainan lalu yang kalah, harus di hukum.” Seru Baekhyun.
“Hukuman nya apa?” Tanya murid-murid lain.
“Yang kalah menyanyi atau menari. Bagaimana?”
“Ooh.. ne. tapi permainan apa?”
“Eumm..  apa ya..” Baekhyun terlihat berpikir.

“Ah. Terlalu ribet. Begini saja. Kita mengadakan pentas seni, masing-masing dua orang dari perwakilan kelas. Dan yang ditampilkan adalah menyanyi, lalu disusul dengan menari. Lagu nya, kita acak.” Kata Hyorin.
“eumm.. setuju setuju.” Jawab Baekhyun dan murid-murid lain.
“Sekarang ambil speaker di kamarku. Ini untuk yang menari.” Suruh Baekhyun lalu diberi anggukan oleh beberapa murid.
Jiyeon terlalu malas untuk melakukan ini. Dia kecapean karena tadi mereka tadi melakukan penelitian.
“Jiyeon-ah, kau yang menari, ne?” Tanya Suzy.
“Mwo?! Aku tidak bisa menari..” jawab Jiyeon kaget.
“Ya! Aku melihat kau menari. Tarian mu bagus. Badanmu juga bagus.”
“Yasudah deh..” Jiyeon pasrah.

Setelah menunggu, akhirnya kelas 12-B mendapat giliran juga. Suzy berdiri, dan menyanyikan lagu Because of You dari Kelly Clarkson. Semuanya mendengarkan dengan seksama. Semuanya terhanyut oleh suara Suzy. Kecuali Jiyeon. Dia sudah biasa mendengar Suzy bernyanyi.

Suzy sudah selesai bernyanyi. Sekarang giliran Jiyeon yang menari. “Ekhm.” Jiyeon berdiri. Dan murid-murid lain merenggangkan barisan supaya Jiyeon bisa lebih leluasa untuk menari.
“Mainkan musiknya!” suruh Baekhyun.
Terdengar lagu APINK-NONONO. Jiyeon pun refleks menari.
Chanyeol melihat Jiyeon dengan mata membulat. ‘Jiyeon? Bisa menari? Kok aku tidak tau?’ pikirnya.

Setelah selesai menari, Jiyeon pun duduk. “Hosh hosh hosh..”
“Kau tidak apa-apa? Ini minumlah.” Kata Suzy sambil menyodorkan air mineral.
“Gomawo.” Jiyeon pun meminum air itu.

“Wooaahh.. aku tidak tau kalau Jiyeon hebat dalam menari. Seperti Jongin! Eumm.. bagaimana kalau kalian menari bersama-sama. Bagaimana teman-teman??” kata Baekhyun.
“SETUJUUUU!!” seru murid-murid kecuali Chanyeol.
Jiyeon ditarik Baekhyun lalu Baekhyun juga menarik Jongin. Baekhyun menyediakan untuk Jiyeon dan Jongin tempat untuk menari agar bisa dilihat oleh semua murid Delta High School.

“Music!” teriak Baekhyun.
Terdengar suara siulan dari lagu tersebut. “Oh. My god. Trouble Maker..” gumam Jiyeon. Matanya membulat menatap Jongin.
“Kau bisa?” Tanya Jongin.
“Bisa sih..” jawab Jiyeon.
“Kalau begitu, ayo.”

Jiyeon dan Jongin menarikan lagu Trouble Maker. Semuanya menatap mereka dengan mulut menganga. Mereka baru sadar kalau Jiyeon hebat dalam soal menari. Dan mereka berdua……cocok.
Sementara Chanyeol menatap Jongin dengan tatapan benci. ‘Apa yang dia lakukan? Apa masih kurang pukulan ku tadi siang?’ pikir Chanyeol.

***

11.30
Semua sudah tidur di kamar masing-masing. Mereka sudah selesai dengan malam api unggun nya. Di kamar, Jiyeon sulit untuk tidur.
“Suzy-ah, apa kau sudah tidur?” Tanya Jiyeon.
Tidak ada jawaban. Itu artinya, Suzy sudah ke alam mimpinya.
“Aaah..” desah lesu Jiyeon. Jiyeon menatap ke langit kamar, “Sebaiknya aku ke luar saja.”

Jiyeon pun keluar dari kamar dengan hati-hati. Dia tidak mau membangunkan murid-murid dengan keributan nya.
Dia membuka pintu utama, dan berjalan ke arah pantai dengan bertelanjang kaki.

“Haah.. begini lebih baik!” seru Jiyeon berdiri di bibir pantai sambil menyilangkan kedua tangannya.
Lama Jiyeon berdiri di bibir pantai. Sampai tubuhnya merasa kedinginan. Digosok-gosokkan kedua telapak tangannya.
Tiba-tiba sebuah tangan memeluk Jiyeon dari belakang. Jiyeon kaget, “Ya!!! Apa yang kau lakukan??!! Siapa kau?!!”
“Kau berisik.” Kata orang itu sambil semakin erat memeluk Jiyeon.
“Chanyeol?” Tanya Jiyeon.
“Hmm..” jawabnya lalu menaruh dagunya di pundak Jiyeon.

“Back hug..” gumam Jiyeon.
“Kau suka?”
Jiyeon terdiam. Jujur, dia menyukai back hug.
“Lepaskan.” Titah Jiyeon.
“Tidak. Nanti kau akan kabur lagi.” Jawab Chanyeol.
“Tidak akan.” Kata Jiyeon. Chanyeol pun melepas pelukannya. Jiyeon duduk. Dan Chanyeol mengikutinya.

Jiyeon menatap lurus ke depan, Chanyeol memperhatikan wajah Jiyeon dalam gelap. Chanyeol memicingkan matanya, ada sesuatu yang mengalir di wajah Jiyeon. Air mata?
“Jiyeon, kau.. menangis?” Tanya Chanyeol khawatir.
Jiyeon cepat-cepat menghapus air matanya, “Ah. Tidak. Aku tidak menangis.”
Chanyeol menyingkirkan rambut Jiyeon yang menutupi matanya pelan. Dihapusnya sisa air mata Jiyeon.
Entah dia dapat keberanian dari mana, Chanyeol perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Jiyeon. Jiyeon memejamkan matanya sambil menggenggam tangan Chanyeol erat.

Cup~

Ciuman pertama Jiyeon. 
Ciuman pertama yang ditemani angin pantai dan suara deburan ombak.
Ciuman pertama Jiyeon, yaitu Chanyeol. Playboy yang sudah berkali-kali berciuman, yang kini jantungnya berdegub sangat kencang. Dan merasakan perasaan yang sangat bahagia,

“Apakah ini mimpi?” pikir keduanya.

***

“Hoaaammm~~” Jiyeon terbangun dari tidurnya. Seakan tak terjadi apa-apa, dia menuju kamar mandi untuk menggosok giginya.
Dilihatnya dirinya di cermin, diperhatikan wajahnya baik-baik. Lalu dia memegang bibirnya, “Ssshh..” ringis Jiyeon.
“Bibirku.. kenapa bisa berdarah..” kata Jiyeon. Tiba-tiba dia teringat wajah Chanyeol. Dan saat itu mata Jiyeon langsung berkaca-kaca, “Jika aku sudah dicium Chanyeol, berarti aku sama saja dengan yang lain. Murahan.. hiks hiks..”
Dengan perasaan sedih, Jiyeon membersihkan mukanya, lalu menggosok gigi dengan melamun.

Sampai Suzy berteriak kesal, “JIYEON-AAAAH!!!!! CEPATLAH!! KITA ADA PENELITIAAANNN!!!”

***

“Nanti malam adalah malam terakhir kita di pulau Jeju. Dan nanti malam, osis kita akan mengadakan promnight, diwajibkan seluruh murid memiliki pasangan masing-masing. Boleh mengajak murid dari sekolah lain selama orang itu masih ada di Pulau Jeju. Sekian dari saya, terima kasih.” Begitu kata Jungah songsaenim.

“Sehun, kau sama siapa?” Tanya Jongin.
“Pastinya aku sama Suzy nuna. Kau?” Tanya Sehun balik.
“Mungkin aku bersama Eunji.” Jawab Jongin.
“Eunji siapa?” Tanya Sehun lagi.
“Orang.” Jawab Jongin cuek lalu pergi meninggalkan Sehun sendirian.

***

Jiyeon memandang pantai dengan tersenyum. Sambil duduk, ia membuat tulisan di atas pasir, ‘Aku bahagia? Bahagia?’

Lalu senyum itu memudar saat dilihatnya Chanyeol sedang berjalan menujunya. Dia cepat-cepat berdiri lalu berlari menuju……. Menuju kemana saja yang penting menjauh dari Chanyeol.

“YA! JIYEON!” teriak Chanyeol dan mengejar Jiyeon.
Jiyeon tetap berlari. “Sial. Dia menemukanku.”
Tanpa sadar, Chanyeol sudah berada di dekatnya. Dirasanya sebuah tangan menarik tangannya, membuat Jiyeon berhenti, lalu menoleh, “Jangan sentuh aku!!!”
“Ya! Kau kenapa?! Haisshh..” Tanya Chanyeol mengacak rambutnya frustasi dengan tangan kirinya.“Aku kira kita sudah baikan. Dan itu membuatku senang. Tapi sekarang? Ya! Ada apa dengan kau?” lanjut Chanyeol.

Jiyeon terdiam sebentar, lalu berkata, “Jika kau sudah berhasil menciumku, itu berarti aku sama dengan wanita yang lain. Aku.. aku.. takut kau meninggalkanku lagi..”
Chanyeol kaget, tak ada niat sedikit pun Chanyeol meninggalkan Jiyeon. Yang ada Jiyeon meninggalkan Chanyeol. Tapi.. dia sadar, Jiyeon meninggalkannya bukan tanpa alasan.

Chanyeol memeluk Jiyeon. “Aku tidak akan berbuat seperti kemarin. Percayalah. Aku berani melamar mu ketika kita sudah lulus SMA. Itupun jika kau mau..” ucap Chanyeol. Tulus.
“Aku tidak mau.” Jawab Jiyeon.
“Kenapa?” Tanya Chanyeol melepaskan pelukannya, menatap mata Jiyeon.
“Kita masih berumur delapan belas tahun, dan kau belum memiliki pekerjaan.” Kata Jiyeon.
“Siapa bilang aku tidak punya pekerjaan? Aku bisa meminta appa ku untuk bekerja di perusahaannya sebelum aku menggantikan posisinya sebagai presiden direktur.”

Jiyeon mengangguk.
“Jadi bagaimana?” Tanya Chanyeol.
“Bagaimana apanya?”
Chanyeol pun berlutut di depan Jiyeon, “Setelah kita lulus nanti, maukah kau menjadi istriku, dan menjadi ibu dari anak-anak ku kelak, setiap pagi, kau yang akan membuatkanku sarapan sebelum aku pergi bekerja, memasang dasi di leherku dengan penuh rasa cinta, dan di setiap malam, kau dan aku akan ada di satu kamar, satu ranjang, dan kita akan—“
“Kau bicara apa? Pikiranmu mulai yadong.” Potong Jiyeon cepat.
Hening sesaat.
“Hmm.. aku menerimanya.” Lanjut Jiyeon sambil mengangguk.

Chanyeol mendongakkan kepalanya cepat, “Benarkah??!! WOOOO!!!!!!! AKU DAN JIYEON AKAN MENIKAH!!!” teriak Chanyeol melompat-lompat girang lalu memeluk Jiyeon sambil melompat-lompat juga.


Dari kejauhan tampat dua orang sedang memperhatikan mereka, “sepertinya kita tidak perlu berusaha untuk menyatukan mereka kembali..” gumam Eunji tersenyum.
Jongin mengangguk.

***

Malem sudah tiba. Semua murid Delta High School berdandan secantik atau setampan mungkin.
“Ya! Jiyeon! Cepatlah sedikit!! Omo!!!! Kau belum merias wajahmu??!!!” omel Suzy.
“Ya.. aku malas, Suzy.. aku tidak mau ikut. Lagipula juga tidak ada yang mengajakku.” Jawab Jiyeon malas.
“Ya setidaknya kau menemaniku!!! Kau harus dipaksa!!”

Suzy pun membawa paksa Jiyeon ke meja rias. Dia mendudukkan Jiyeon dan mulai merias nya. Walaupun agak susah karena Jiyeon tidak biasa, tapi hasilnya sangat bagus. Jiyeon terlihat sangat sangat sangatttt cantik. Suzy sangat bangga dengan hasil kerjanya. Sebuah dress hitam tanpa lengan diatas lutut melekat di tubuh Jiyeon. Rambut pendeknya yang sudah agak panjang digulung dan disisakan beberapa helai tidak terikat.

“Nah kan.. kau sangat cantik!!” seru Suzy.
Jiyeon memandang dirinya lekat-lekat di depan kaca, “eummm.. aku.. merasa.. aneh..”
“Itu hanya perasaanmu saja.. kajja!”

***

Sebuah ruangan yang sangat luas, terang, karna ada banyak sekali lilin harum di sekeliling ruangan. Sebuah alunan musik klasik terdengar indah di ruangan itu.
Jiyeon dan Suzy memasuki ruangan itu dengan pelan. “Gara-gara kau, kita terlambat.. semua sudah berdansa.” gumam Suzy pada Jiyeon pelan.
“Hehe.. mianhae..” kata Jiyeon sambil akan menggaruk kepalanya.
“Yayaya!!! Jangan dipegangg!! Nanti rusaaak.” sergah Suzy.

“Mau berdansa?” tiba-tiba seorang namja mengulurkan tangan ke Suzy.
“Sehun?” Tanya Suzy.
“Ne, nuna. Wah wah.. siapa yang kau bawa ini? Cantik sekali..” ujar Sehun terpana.
“Kau tidak mengenalku?” Tanya Jiyeon jutek.
“Mwo?! Jiyeon nuna?! Kau terlihat sangat sangat cantik..”
“Ini hasil kerja kerasku. Ya Sehun! Kau tidak berubah pikiran untuk mengajaknya, kan?” Tanya Suzy bercanda.
“Ya, enggak lah, nun.. Kajja!” ajak Sehun mengulurkan tangan.
Suzy menyambut tangan Sehun, “Jiyeon, aku bersama Sehun dulu, ya.”
Jiyeon mengacungkan jari jempolnya sambil tersenyum.

Jiyeon menoleh ke kanan dan ke kiri. “Ya kan, tidak ada yang mengajakku. Yasudahlah, aku makan beberapa makanan saja.”
Jiyeon berjalan ke tempat makanan disediakan. “Waaa.. ada makanan kesukaanku!!” seru Jiyeon pelan. Dia mengambil tusuk gigi, menusuk beberapa daging, lalu memakannya. “Hmmm!!!! Enak sekalii!!!”
Jiyeon mencoba makanan lain, “Ini juga enak. Semuanya enaaaaakk!!”
“Jiyeon?” suara berat tiba-tiba memanggilnya. Jiyeon menoleh.
“Astaga. Chanyeol. Kau membuatku kaget.” Kata Jiyeon sambil mengelus dadanya.
Dilihatnya Chanyeol dengan mata terbuka lebar, dan mulut sedikit menganga melihat dirinya.

Kesal dengan ekspresi Chanyeol, Jiyeon mengambil beberapa daging, lalu memasukkannya dengan cepat ke mulut Chanyeol.
“Uhukk!! Uhukk!!” Chanyeol tersedak.
“Hahahahahha!!” Jiyeon pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Chanyeol ketika batuk.
Chanyeol melihat Jiyeon tertawa lebar. Akhirnya.. aku bisa membuatnya tertawa. Pikir Chanyeol.

Tawa Jiyeon terhenti ketika dia melihat Chanyeol tersenyum-senyum kepadanya.
“Kau kenapa? Aku aneh, ya?” Tanya Jiyeon.
Chanyeol menggeleng, “Ayo berdansa.”
“Aku tidak bisa berdansa.”
“Bisa bisa.. maju ke depan dua kali, ke kanan satu kali, ke belakang dua kali, ke kiri satu kali, lakukan seirama dengan musik. Itu cara sederhananya. Kalau kau mau berputar tidak papa. Sekarang tergantung kau saja. Kita tidak akan berdansa seperti pedansa professional..” jelas Chanyeol panjang lebar.
“Okay okay.” Jawab Jiyeon.
“Kajja.”
Jiyeon pun menggaet lengan Chanyeol.

***

Mereka sudah sampai di tengah-tengah tempat dansa. “Ingatkan kata-kataku tadi?” Tanya Chanyeol.
Jiyeon mengangguk.
Jiyeon menaruh tangan kirinya di pundak kanan Chanyeol. Tangan kanan Jiyeon bertautan dengan tangan kiri Chanyeol dan diarahkan ke atas (seperti orang berdansa pada umumnya.. kalian tau kan?). Tangan kanan Chanyeol memegang pinggang ramping Jiyeon.
Merasa berjauhan, Chanyeol menarik paksa tubuh Jiyeon untuk menempel pada tubuhnya, membuat Jiyeon kaget dan menahan nafas sebentar.

“Kau siap? Mulai. Satu, dua maju. Satu kanan. Satu dua belakang. Satu kiri.” Chanyeol bergumam membimbing Jiyeon.

“Kau tau? Kau sangat cantik.” Bisik Chanyeol.
“Aku memang cantik dari dulu. Kau saja yang tidak pernah menyadarinya.” Jawab Jiyeon percaya diri. Akhirnya dua anak manusia itu kembali lagi seperti semula. Suka bercanda, tertawa bersama, dan yang paling penting.. keduanya mempunyai rasa cinta yang tulus.

Tanpa sadar, mereka menjadi tontonan oleh murid-murid lain.
“Waah.. itu Jiyeon? Dia sangat cantik.. seperti itik buruk rupa yang disulap menjadi angsa kerajaan..”
“Mereka sangat cocok, ya..”
“Aku punya firasat mereka nanti akan menikah, mau taruhan denganku?”


END

Aduuhhh.. Author jadi malu../? harusnya Author gabungin chapter 5 sama chapter 4.. singkat banget deh ya ceritanya.. Aduhhh.. lain kali Author akan lebih teliti lagi deh.. Cukup sampai disini ya.. Insyaallah Author post sequelnya.. tapi pas Author SMA ya :p yah kira-kira bulan Juli 2014 (Insyaallah) Soalnya ff yadong heheeeee.. /muka pervert/ Sampai ketemu nantiii.. Wassalam!