Cast: -Park
Jiyeon
-Kim
Jongin
–Park Chanyeol
-Bae
Suzy
-Oh
Sehun
-Jung Eunji
-dll
Genre:
Romance, school.
Ini adalah ENDINGnya.. Maaf ya kalo endingnya gak greget.. yakin dah enggak-_- aduh jadi malu sendiri ngepost beginian.. (apasih lu, thor) Yasudah deh.. langsung aja baca yoo.. moah moahh :*
***
“Kau tidak akan melakukannya, kan?” Tanya Jiyeon dengan wajah takut.
“Tidak. Itu jika kau memberitahu apa perasaan mu padaku sekarang?
Kalau tidak.. siap-siap saja..” jawab Chanyeol.
Jiyeon malu. Dia tidak mau menjelaskannya sekarang. Bukan waktu yang
tepat, pikirnya. Setelah berpikir agak lama dengan tangan yang masih digenggam
erat oleh Chanyeol, Jiyeon menemukan ide.
Jiyeon mendekatkan wajahnya ke telinga Chanyeol, Chanyeol bingung
dibuatnya, “Yeollie..” bisik Jiyeon.
Seketika mata Chanyeol membulat. ‘Panggilan ini.. aku sangat
merindukannya.’ Kata Chanyeol dalam hati. Genggaman Chanyeol melemas. Segera
Jiyeon melepaskan tangannya dan berlari sekuat tenaga.
Chanyeol menyadari hal itu, “Hei! Jiyeon! Mau kemana kau?! Haish..”
***
“Ssh! Aw! Sakit.” Ringis Jongin yang sedang diobati lukanya oleh
Eunji di kamar Jongin.
“Aduh.. kau ini. Ini baru tersentuh sedikit. Ya! Kau kan namja! Masa
seperti ini saja sakit!” omel Eunji sambil tetap mengobati luka di wajah tampan
Jongin.
Jongin terdiam sambil sesekali meringis.
Wajah Jongin pun sudah selesai diobati.
“Nama mu siapa?” Tanya Eunji tiba-tiba.
“Jongin. Kau?”
“Eunji.”
“Eunji-ssi, ada yang ingin kutanyakan. Apakah boleh?” Tanya Jongin
ragu.
“Tentu saja boleh. Tanya saja.” Jawab Eunji dengan senyuman merekah.
“Eumm.. Chanyeol itu siapa mu?”
“Ooh.. itu kita hanya teman. Sudah dari kecil kita bersama-sama..”
“Syukurlah..”
“Ada apa?”
“Aku ingin meminta bantuan mu..”
“Bantuan apa?”
“Kau bisa tidak, membantuku menyatukan kembali Chanyeol dan Jiyeon?
Mereka saling menyukai tapi Jiyeon terlalu keras kepala.” Jelas Jongin.
“Nah! Itu juga yang mau kulakukan. Mereka berdua terlihat cocok, dan
aku lihat Jiyeon mampu menghilangkan sifat kekanakkan Chanyeol.”
“Baiklah, kita mempunyai rencana yang sama.”
“Ayo kita bekerja sama!” seru Eunji riang.
***
Malam kedua di Jeju pun tiba. Murid-murid sedang mengelilingi api
unggun.
“Bagaimana kalau.. kita memainkan permainan lalu yang kalah, harus di
hukum.” Seru Baekhyun.
“Hukuman nya apa?” Tanya murid-murid lain.
“Yang kalah menyanyi atau menari. Bagaimana?”
“Ooh.. ne. tapi permainan apa?”
“Eumm.. apa ya..” Baekhyun
terlihat berpikir.
“Ah. Terlalu ribet. Begini saja. Kita mengadakan pentas seni,
masing-masing dua orang dari perwakilan kelas. Dan yang ditampilkan adalah
menyanyi, lalu disusul dengan menari. Lagu nya, kita acak.” Kata Hyorin.
“eumm.. setuju setuju.” Jawab Baekhyun dan murid-murid lain.
“Sekarang ambil speaker di kamarku. Ini untuk yang menari.” Suruh
Baekhyun lalu diberi anggukan oleh beberapa murid.
Jiyeon terlalu malas untuk melakukan ini. Dia kecapean karena tadi
mereka tadi melakukan penelitian.
“Jiyeon-ah, kau yang menari, ne?” Tanya Suzy.
“Mwo?! Aku tidak bisa menari..” jawab Jiyeon kaget.
“Ya! Aku melihat kau menari. Tarian mu bagus. Badanmu juga bagus.”
“Yasudah deh..” Jiyeon pasrah.
Setelah menunggu, akhirnya kelas 12-B mendapat giliran juga. Suzy
berdiri, dan menyanyikan lagu Because of You dari Kelly Clarkson. Semuanya
mendengarkan dengan seksama. Semuanya terhanyut oleh suara Suzy. Kecuali
Jiyeon. Dia sudah biasa mendengar Suzy bernyanyi.
Suzy sudah selesai bernyanyi. Sekarang giliran Jiyeon yang menari.
“Ekhm.” Jiyeon berdiri. Dan murid-murid lain merenggangkan barisan supaya
Jiyeon bisa lebih leluasa untuk menari.
“Mainkan musiknya!” suruh Baekhyun.
Terdengar lagu APINK-NONONO. Jiyeon pun refleks menari.
Chanyeol melihat Jiyeon dengan mata membulat. ‘Jiyeon? Bisa menari?
Kok aku tidak tau?’ pikirnya.
Setelah selesai menari, Jiyeon pun duduk. “Hosh hosh hosh..”
“Kau tidak apa-apa? Ini minumlah.” Kata Suzy sambil menyodorkan air
mineral.
“Gomawo.” Jiyeon pun meminum air itu.
“Wooaahh.. aku tidak tau kalau Jiyeon hebat dalam menari. Seperti
Jongin! Eumm.. bagaimana kalau kalian menari bersama-sama. Bagaimana
teman-teman??” kata Baekhyun.
“SETUJUUUU!!” seru murid-murid kecuali Chanyeol.
Jiyeon ditarik Baekhyun lalu Baekhyun juga menarik Jongin. Baekhyun
menyediakan untuk Jiyeon dan Jongin tempat untuk menari agar bisa dilihat oleh
semua murid Delta High School.
“Music!” teriak Baekhyun.
Terdengar suara siulan dari lagu tersebut. “Oh. My god. Trouble
Maker..” gumam Jiyeon. Matanya membulat menatap Jongin.
“Kau bisa?” Tanya Jongin.
“Bisa sih..” jawab Jiyeon.
“Kalau begitu, ayo.”
Jiyeon dan Jongin menarikan lagu Trouble Maker. Semuanya menatap
mereka dengan mulut menganga. Mereka baru sadar kalau Jiyeon hebat dalam soal
menari. Dan mereka berdua……cocok.
Sementara Chanyeol menatap Jongin dengan tatapan benci. ‘Apa yang dia
lakukan? Apa masih kurang pukulan ku tadi siang?’ pikir Chanyeol.
***
11.30
Semua sudah tidur di kamar masing-masing. Mereka sudah selesai dengan
malam api unggun nya. Di kamar, Jiyeon sulit untuk tidur.
“Suzy-ah, apa kau sudah tidur?” Tanya Jiyeon.
Tidak ada jawaban. Itu artinya, Suzy sudah ke alam mimpinya.
“Aaah..” desah lesu Jiyeon. Jiyeon menatap ke langit kamar,
“Sebaiknya aku ke luar saja.”
Jiyeon pun keluar dari kamar dengan hati-hati. Dia tidak mau
membangunkan murid-murid dengan keributan nya.
Dia membuka pintu utama, dan berjalan ke arah pantai dengan
bertelanjang kaki.
“Haah.. begini lebih baik!” seru Jiyeon berdiri di bibir pantai
sambil menyilangkan kedua tangannya.
Lama Jiyeon berdiri di bibir pantai. Sampai tubuhnya merasa kedinginan.
Digosok-gosokkan kedua telapak tangannya.
Tiba-tiba sebuah tangan memeluk Jiyeon dari belakang. Jiyeon kaget,
“Ya!!! Apa yang kau lakukan??!! Siapa kau?!!”
“Kau berisik.” Kata orang itu sambil semakin erat memeluk Jiyeon.
“Chanyeol?” Tanya Jiyeon.
“Hmm..” jawabnya lalu menaruh dagunya di pundak Jiyeon.
“Back hug..” gumam Jiyeon.
“Kau suka?”
Jiyeon terdiam. Jujur, dia menyukai back hug.
“Lepaskan.” Titah Jiyeon.
“Tidak. Nanti kau akan kabur lagi.” Jawab Chanyeol.
“Tidak akan.” Kata Jiyeon. Chanyeol pun melepas pelukannya. Jiyeon
duduk. Dan Chanyeol mengikutinya.
Jiyeon menatap lurus ke depan, Chanyeol memperhatikan wajah Jiyeon
dalam gelap. Chanyeol memicingkan matanya, ada sesuatu yang mengalir di wajah
Jiyeon. Air mata?
“Jiyeon, kau.. menangis?” Tanya Chanyeol khawatir.
Jiyeon cepat-cepat menghapus air matanya, “Ah. Tidak. Aku tidak
menangis.”
Chanyeol menyingkirkan rambut Jiyeon yang menutupi matanya pelan.
Dihapusnya sisa air mata Jiyeon.
Entah dia dapat keberanian dari mana, Chanyeol perlahan mendekatkan
wajahnya ke wajah Jiyeon. Jiyeon memejamkan matanya sambil menggenggam tangan
Chanyeol erat.
Cup~
Ciuman pertama Jiyeon.
Ciuman pertama yang ditemani angin pantai dan suara deburan ombak.
Ciuman pertama Jiyeon, yaitu Chanyeol. Playboy yang sudah
berkali-kali berciuman, yang kini jantungnya berdegub sangat kencang. Dan
merasakan perasaan yang sangat bahagia,
“Apakah ini mimpi?” pikir keduanya.
***
“Hoaaammm~~” Jiyeon terbangun dari tidurnya. Seakan tak terjadi
apa-apa, dia menuju kamar mandi untuk menggosok giginya.
Dilihatnya dirinya di cermin, diperhatikan wajahnya baik-baik. Lalu
dia memegang bibirnya, “Ssshh..” ringis Jiyeon.
“Bibirku.. kenapa bisa berdarah..” kata Jiyeon. Tiba-tiba dia teringat
wajah Chanyeol. Dan saat itu mata Jiyeon langsung berkaca-kaca, “Jika aku sudah
dicium Chanyeol, berarti aku sama saja dengan yang lain. Murahan.. hiks hiks..”
Dengan perasaan sedih, Jiyeon membersihkan mukanya, lalu menggosok
gigi dengan melamun.
Sampai Suzy berteriak kesal, “JIYEON-AAAAH!!!!! CEPATLAH!! KITA ADA
PENELITIAAANNN!!!”
***
“Nanti malam adalah malam terakhir kita di pulau Jeju. Dan nanti
malam, osis kita akan mengadakan promnight, diwajibkan seluruh murid memiliki
pasangan masing-masing. Boleh mengajak murid dari sekolah lain selama orang itu
masih ada di Pulau Jeju. Sekian dari saya, terima kasih.” Begitu kata Jungah
songsaenim.
“Sehun, kau sama siapa?” Tanya Jongin.
“Pastinya aku sama Suzy nuna. Kau?” Tanya Sehun balik.
“Mungkin aku bersama Eunji.” Jawab Jongin.
“Eunji siapa?” Tanya Sehun lagi.
“Orang.” Jawab Jongin cuek lalu pergi meninggalkan Sehun sendirian.
***
Jiyeon memandang pantai dengan tersenyum. Sambil duduk, ia membuat
tulisan di atas pasir, ‘Aku bahagia? Bahagia?’
Lalu senyum itu memudar saat dilihatnya Chanyeol sedang berjalan
menujunya. Dia cepat-cepat berdiri lalu berlari menuju……. Menuju kemana saja
yang penting menjauh dari Chanyeol.
“YA! JIYEON!” teriak Chanyeol dan mengejar Jiyeon.
Jiyeon tetap berlari. “Sial. Dia menemukanku.”
Tanpa sadar, Chanyeol sudah berada di dekatnya. Dirasanya sebuah
tangan menarik tangannya, membuat Jiyeon berhenti, lalu menoleh, “Jangan sentuh
aku!!!”
“Ya! Kau kenapa?! Haisshh..” Tanya Chanyeol mengacak rambutnya
frustasi dengan tangan kirinya.“Aku kira kita sudah baikan. Dan itu membuatku
senang. Tapi sekarang? Ya! Ada apa dengan kau?” lanjut Chanyeol.
Jiyeon terdiam sebentar, lalu berkata, “Jika kau sudah berhasil
menciumku, itu berarti aku sama dengan wanita yang lain. Aku.. aku.. takut kau
meninggalkanku lagi..”
Chanyeol kaget, tak ada niat sedikit pun Chanyeol meninggalkan
Jiyeon. Yang ada Jiyeon meninggalkan Chanyeol. Tapi.. dia sadar, Jiyeon
meninggalkannya bukan tanpa alasan.
Chanyeol memeluk Jiyeon. “Aku tidak akan berbuat seperti kemarin.
Percayalah. Aku berani melamar mu ketika kita sudah lulus SMA. Itupun jika kau
mau..” ucap Chanyeol. Tulus.
“Aku tidak mau.” Jawab Jiyeon.
“Kenapa?” Tanya Chanyeol melepaskan pelukannya, menatap mata Jiyeon.
“Kita masih berumur delapan belas tahun, dan kau belum memiliki
pekerjaan.” Kata Jiyeon.
“Siapa bilang aku tidak punya pekerjaan? Aku bisa meminta appa ku
untuk bekerja di perusahaannya sebelum aku menggantikan posisinya sebagai
presiden direktur.”
Jiyeon mengangguk.
“Jadi bagaimana?” Tanya Chanyeol.
“Bagaimana apanya?”
Chanyeol pun berlutut di depan Jiyeon, “Setelah kita lulus nanti,
maukah kau menjadi istriku, dan menjadi ibu dari anak-anak ku kelak, setiap
pagi, kau yang akan membuatkanku sarapan sebelum aku pergi bekerja, memasang
dasi di leherku dengan penuh rasa cinta, dan di setiap malam, kau dan aku akan
ada di satu kamar, satu ranjang, dan kita akan—“
“Kau bicara apa? Pikiranmu mulai yadong.” Potong Jiyeon cepat.
Hening sesaat.
“Hmm.. aku menerimanya.” Lanjut Jiyeon sambil mengangguk.
Chanyeol mendongakkan kepalanya cepat, “Benarkah??!! WOOOO!!!!!!! AKU
DAN JIYEON AKAN MENIKAH!!!” teriak Chanyeol melompat-lompat girang lalu memeluk
Jiyeon sambil melompat-lompat juga.
Dari kejauhan tampat dua orang sedang memperhatikan mereka,
“sepertinya kita tidak perlu berusaha untuk menyatukan mereka kembali..” gumam
Eunji tersenyum.
Jongin mengangguk.
***
Malem sudah tiba. Semua murid Delta High School berdandan secantik
atau setampan mungkin.
“Ya! Jiyeon! Cepatlah sedikit!! Omo!!!! Kau belum merias
wajahmu??!!!” omel Suzy.
“Ya.. aku malas, Suzy.. aku tidak mau ikut. Lagipula juga tidak ada
yang mengajakku.” Jawab Jiyeon malas.
“Ya setidaknya kau menemaniku!!! Kau harus dipaksa!!”
Suzy pun membawa paksa Jiyeon ke meja rias. Dia mendudukkan Jiyeon
dan mulai merias nya. Walaupun agak susah karena Jiyeon tidak biasa, tapi
hasilnya sangat bagus. Jiyeon terlihat sangat sangat sangatttt cantik. Suzy
sangat bangga dengan hasil kerjanya. Sebuah dress hitam tanpa lengan diatas
lutut melekat di tubuh Jiyeon. Rambut pendeknya yang sudah agak panjang
digulung dan disisakan beberapa helai tidak terikat.
“Nah kan.. kau sangat cantik!!” seru Suzy.
Jiyeon memandang dirinya lekat-lekat di depan kaca, “eummm.. aku..
merasa.. aneh..”
“Itu hanya perasaanmu saja.. kajja!”
***
Sebuah ruangan yang sangat luas, terang, karna ada banyak sekali
lilin harum di sekeliling ruangan. Sebuah alunan musik klasik terdengar indah
di ruangan itu.
Jiyeon dan Suzy memasuki ruangan itu dengan pelan. “Gara-gara kau,
kita terlambat.. semua sudah berdansa.” gumam Suzy pada Jiyeon pelan.
“Hehe.. mianhae..” kata Jiyeon sambil akan menggaruk kepalanya.
“Yayaya!!! Jangan dipegangg!! Nanti rusaaak.” sergah Suzy.
“Mau berdansa?” tiba-tiba seorang namja mengulurkan tangan ke Suzy.
“Sehun?” Tanya Suzy.
“Ne, nuna. Wah wah.. siapa yang kau bawa ini? Cantik sekali..” ujar
Sehun terpana.
“Kau tidak mengenalku?” Tanya Jiyeon jutek.
“Mwo?! Jiyeon nuna?! Kau terlihat sangat sangat cantik..”
“Ini hasil kerja kerasku. Ya Sehun! Kau tidak berubah pikiran untuk
mengajaknya, kan?” Tanya Suzy bercanda.
“Ya, enggak lah, nun.. Kajja!” ajak Sehun mengulurkan tangan.
Suzy menyambut tangan Sehun, “Jiyeon, aku bersama Sehun dulu, ya.”
Jiyeon mengacungkan jari jempolnya sambil tersenyum.
Jiyeon menoleh ke kanan dan ke kiri. “Ya kan, tidak ada yang
mengajakku. Yasudahlah, aku makan beberapa makanan saja.”
Jiyeon berjalan ke tempat makanan disediakan. “Waaa.. ada makanan
kesukaanku!!” seru Jiyeon pelan. Dia mengambil tusuk gigi, menusuk beberapa
daging, lalu memakannya. “Hmmm!!!! Enak sekalii!!!”
Jiyeon mencoba makanan lain, “Ini juga enak. Semuanya enaaaaakk!!”
“Jiyeon?” suara berat tiba-tiba memanggilnya. Jiyeon menoleh.
“Astaga. Chanyeol. Kau membuatku kaget.” Kata Jiyeon sambil mengelus
dadanya.
Dilihatnya Chanyeol dengan mata terbuka lebar, dan mulut sedikit
menganga melihat dirinya.
Kesal dengan ekspresi Chanyeol, Jiyeon mengambil beberapa daging,
lalu memasukkannya dengan cepat ke mulut Chanyeol.
“Uhukk!! Uhukk!!” Chanyeol tersedak.
“Hahahahahha!!” Jiyeon pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi
Chanyeol ketika batuk.
Chanyeol melihat Jiyeon tertawa lebar. Akhirnya.. aku bisa membuatnya
tertawa. Pikir Chanyeol.
Tawa Jiyeon terhenti ketika dia melihat Chanyeol tersenyum-senyum
kepadanya.
“Kau kenapa? Aku aneh, ya?” Tanya Jiyeon.
Chanyeol menggeleng, “Ayo berdansa.”
“Aku tidak bisa berdansa.”
“Bisa bisa.. maju ke depan dua kali, ke kanan satu kali, ke belakang
dua kali, ke kiri satu kali, lakukan seirama dengan musik. Itu cara
sederhananya. Kalau kau mau berputar tidak papa. Sekarang tergantung kau saja.
Kita tidak akan berdansa seperti pedansa professional..” jelas Chanyeol panjang
lebar.
“Okay okay.” Jawab Jiyeon.
“Kajja.”
Jiyeon pun menggaet lengan Chanyeol.
***
Mereka sudah sampai di tengah-tengah tempat dansa. “Ingatkan
kata-kataku tadi?” Tanya Chanyeol.
Jiyeon mengangguk.
Jiyeon menaruh tangan kirinya di pundak kanan Chanyeol. Tangan kanan
Jiyeon bertautan dengan tangan kiri Chanyeol dan diarahkan ke atas (seperti
orang berdansa pada umumnya.. kalian tau kan?). Tangan kanan Chanyeol memegang
pinggang ramping Jiyeon.
Merasa berjauhan, Chanyeol menarik paksa tubuh Jiyeon untuk menempel
pada tubuhnya, membuat Jiyeon kaget dan menahan nafas sebentar.
“Kau siap? Mulai. Satu, dua maju. Satu kanan. Satu dua belakang. Satu
kiri.” Chanyeol bergumam membimbing Jiyeon.
“Kau tau? Kau sangat cantik.” Bisik Chanyeol.
“Aku memang cantik dari dulu. Kau saja yang tidak pernah
menyadarinya.” Jawab Jiyeon percaya diri. Akhirnya dua anak manusia itu kembali
lagi seperti semula. Suka bercanda, tertawa bersama, dan yang paling penting..
keduanya mempunyai rasa cinta yang tulus.
Tanpa sadar, mereka menjadi tontonan oleh murid-murid lain.
“Waah.. itu Jiyeon? Dia sangat cantik.. seperti itik buruk rupa yang
disulap menjadi angsa kerajaan..”
“Mereka sangat cocok, ya..”
“Aku punya firasat mereka nanti akan menikah, mau taruhan denganku?”
END
Aduuhhh.. Author jadi malu../? harusnya Author gabungin chapter 5 sama chapter 4.. singkat banget deh ya ceritanya.. Aduhhh.. lain kali Author akan lebih teliti lagi deh.. Cukup sampai disini ya.. Insyaallah Author post sequelnya.. tapi pas Author SMA ya :p yah kira-kira bulan Juli 2014 (Insyaallah) Soalnya ff yadong heheeeee.. /muka pervert/ Sampai ketemu nantiii.. Wassalam!